Latest Post

3/01/2018

Judulnya terlalu panjang, kira-kira ada yang bisa memberikan judul yang singkat untuk ringkasan ini?Pembahasan ini kita harus memulainya dari mana?Untuk saat ini lebih tepatnya saya hanya menggunakan pendapat dan tidak akan ada rujukan sedikitpun dari ayat-ayat al-Qur'an. Jika ada yang menemukan ayat-ayat al-Qur'an yang cocok dengan permasalahan ini, tolong informasinya lewat komentar yang tersedia di bawah postingan ini!!!

Bermula dari Sahabat Rasulullah, kita ketahui bahwa sahabat menyaksikan langsung kehidupan Rasulullah, sehingga tidak masalah baginya jika mereka bersaksi dengan dua kalimat syahadat untuk menyatakn dirinya sebagai orang Islam. Mereka bersaksi karena mereka memang menyaksikan keagungan pribadi Rasulullah sehingga bisa dibenarkan kalau memang Muhammad Saw. itu benar-benar adalah Utusan Allah.

Memepercayai sesuatu yang baru, pastilah sangat berat bagi sahabat Rasulullah sebelum masuk Islam dan Islam adalah sesuatu yang baru bagi mereka. Bisa dikatakan akan sama beratnya bagi antum dan antumna yang sekarang untuk mempercayai agama lain di luar Islam. Bagi Sahabat Rasulullah, sebelum Islam datang tentu kita tahu bahwa mereka adalah penyembah-penyembah berhala yang begitu taat. Karena sangking taatnya, sampai-sampai yang paling munafik pun rela bentrokan mempertaruhkan nyawanya untuk membela agama nenek moyangnya. Selanjutnya walhasil, mereka pada akhirnya mendapatkan cahaya iman untuk membenarkan bahwa Islam itu adalah agama yang memang berasal dari Allah. Ini adalah kemenangan Sahabat sehingga bisa menaklukkan keegoisan dirinya untuk menantang kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah. Inilah kedudukan para sahabat...

Adapun untuk umat Islam yang datang belakangan, mereka bersaksi dengan dua kalimat syahadat padahal kita tahu bahwa yang datang belakangan pastinya tidak menyaksikan secara langsung kehidupan Rasulullah Saw., ini adalah kenyataan yang sangat pelik untuk membenarkan sesuatu yang tidak disaksikan langsung sejarahnya. Dan permasalahan yang lain bahwa yang dihadapi umat belakangan tidaklah seberat perjuangan para sahabat yang sebelumnya saling menumpahkan darah.

Jika umat belakangan ditempatkan di masa para Sahabat, boleh jadi akan berakhir pada tiga kemungkinan. Yakni, orang berimankah ia, orang kafirkah ia, atau orang munafikkah ia! yang akan memuluskan atau menghambat jalannya dakwah Rasulullah Saw.

Seharusnya Umat belakangan seperti kita tidak mengeluh atas nasib kita yang tidak menyaksikan kehidupan Rasulullah secara langsung, dan lebih bersyukur lagi karena umat belakangan seperti kita berada di addien yang lurus yakni agama Islam, walaupun dikarenakan adalah agama orang tua kita, sehingga sebahagian orang Islamnya hanyalah Islam KTP, Islam tapi tidak sembahyang, tidak puasa, dan tidak berjilbab. Inilah kedudukan umat belakangan.Kesimpulannya, Apakah Kedudukan Sahabat Rasulullah Lebih Baik Daripda Kedudukan Umat Islam Yang Datang Belakangan? sebenarnya tidak ada niat menginstall sebuah program ke dalam pemahaman para pembaca. Karenanya, lebih baik para pembaca sendirilah yang menyimpulkannya...

Terimakasih sudah membacanya



Sumber : facebook.com

3/01/2018


Sabda Rasulullah:
Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga. [Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]

ini adalah sebuah hadits ketetapan syurga dan neraka pada takdir seseorang. Pena Penulis takdir sudah diangkat dari lembaran-lembaran Lauh Mahfuzh. Tintanya pun sudah kering. Jika sudah seperti itu, kita pasrah aja karena hidup kita tak bakalan berubah???

hahaha jangan dulu berkonsepkan seperti itu, kedudukan al Qur'an lebih tinggi dari kedudukan hadits, walau pun kedudukannya imbang tetap saja ada takdir lain yang berbicara, yaitu kita diberi pilihan. Apa pilihan itu???

Firman Allah:
"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." (Ar Ra'ad: 11)

"...maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir..." (Al Kahfi: 29)

"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan." (Al Balad: 10)

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu..." (Ali Imran: 133)

Kita sudah diberitahukan bahwa hidup adalah pilihan, jika ia tidak memilih hidupnya, maka hidupnya akan ditentukan oleh takdirnya. setiap pilihan adalah resiko. Pilihan hidup ke jalan yang baik resikonya adalah tantangan, cobaan dan ujian, ujungnya adalah syurga. Pilihan hidup ke jalan yang jahat resikonya adalah tantangan, cobaan dan ujian, ujungnya adalah neraka.

Allah yang menciptakan kita, takdir-Nya bisa dirubah dengan pilihan kita,,,

Dalam urusan jodoh pun, kita diberikan pilihan. Allah hanya mempertemukan insannya karena jodoh artinya adalah pertemuan, selanjutnya insan-Nyalah yang menentukan mau bersatu sebagai suami istri atau tidak. Ketika tidak dapat bersatunya dua insan dikarenakan melewati ujian yang begitu menghancurkan hubungan mereka sebenarnya itu hanyalah bumbu-bumbu ujian seberapa kuatnya mereka konsisten dengan pilihannya. jika mereka begitu mudah patah arang terhadap ujian dan membuat mereka tidak dapat bersatu maka jangan pernah berkonsep 'inilah takdir' sebab mereka itu telah gagal dalam ujian pilihan hidup mereka sendiri. Dan seandainya mereka konsisten pada hubungan mereka, tentunya mereka pun akan menemukan takdir yang lain.

Orang tua yang menjodohkan anaknya, anaknya bisa merubah keputusan orang tuanya. Jika anaknya tidak mau memutuskan pilihannya, maka perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya pun akan terlaksana, inilah seleksi alam. Orang tua pun yang menetapkan perjodohan seperti itu, hari ini bisa saja 'iya', tapi tat kala penetapan tanggal itu tiba, sang ayah mengatakan 'tidak', ternyata penetapan jodoh pun oleh sang ayah juga bisa berubah keputusan...

Nabi bersabda:
"Berbuatlah kalian! karena setiap orang dipermudah kepada apa yang diciptakan untuknya" (HR. Muslim)


Sumber : facebook.com

3/01/2018

Pertikaian selalu diawali dengan perbedaan pandangan, nampaknya memang seperti itu. Coba diperhatikan! misalnya dalam hal ketuhanan, Islam tidak habis pikir  bagaimana agama Kristen itu sampai-sampai menganggap Isa sebagai tuhan, padahal ia kan seorang manusia biasa seperti kita yang butuh makan, minum, dan istirahat. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Isa al Masih sendiri memeintahkan umatnya untuk menyembah Allah:

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.”

Tapi sayangnya, Al-Qur’an bukanlah pedoman orang-orang Kristen dan tidak akan mungkin mereka menerima firman Tuhan yang ada pada kitab Al-Qur’an. Walaupun demikian, kenyataannya pedoman orang-orang Kristen pun serupa dengan bantahan Al-Qur’an, yaitu Yesus juga mengatakan bahwa Tuhan itu tunggal (Markus 12:29) dan beliau hanya utusan-Nya (Yahya 17:3).

Kemudian untuk mencapai keselamatan dunia akhirat, Islam secara tegas mendeklarasikannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, yakni tiada yang patut disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad itu adalah utusan-Nya. Dengan kalimat syahadat ini sebagai perjanjian awal tiap-tiap muslim, keselamatan dunia akhirat bisa diperoleh jika pernyataan dua kalimat syahadat itu benar-benar diucapkan dalam hati, dinyatakan lewat lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. Syahadat yang pertama mengharuskan kita beribadah kepada-Nya berdasarkan perintah dan larangan-Nya. Sementara syahadat yang kedua mengharuskan setiap ibadah kita itu berdasarkan pada tata cara dan ajaran yang diperlihatkan oleh Muhammad saw.

Beda halnya dengan umat Kristen, mereka mengatakan bahwa satu-satunya jalan selamat (najat) adalah dengan mempercayai ketuhanan Yesus melalui pengorbanan dirinya di atas kayu salib. Orang-orang Islam bakalan merugi, mereka sudah tahu sejarah Yesus tapi tetap saja tidak mau mengakui ketuhanan Yesus. Sebagaimana yang termaktub dalam kitab orang-orang Kristen dan yang paling dipercayai oleh pastur adalah “akulah jalan, kebenaran, dan kehidupan. tidak akan ada seorang pun yang sampai kepada Bapa tanpa saya” (Yahya 14:6), maksudnya tanpa Yesus semua orang tidak akan mencapai Bapa, yakni tidak akan masuk syurga. Orang Islam membalas bahwa agama yang membawa penganutnya menuju selamat adalah Islam, hanya agama Islamlah yang akan memasuki syurga, hal ini sebagaimana firman Allah “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.” (Al Baqarah2:25) dan “Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (Ali Imran3:20).

Lalu bagaimana dengan orang Yahudi. Mereka tidak mungkinlah mempercayai tuhan yang mati di kayu salib sebagai nabi apa lagi tuhan, bahkan itu dianggapnya sebagai kutukan berdasarkan takaran hukum taurat “… karena dia yang digantung dikutuk Tuhan …” (Kitab Ulangan 21:24). Lalu orang Kristen menimpalinya bahwa justru kutukan tersebut diterima oleh Al-Masih dengan darahnya untuk menyelamatkan mereka, bukankah orang yahudi itu dungu jika berkata demikian.



Sumber : facebook.com

3/01/2018


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munaafiquun: 9)

Barangsiapa harta dan keluarganya mengalahkan atas apa yang ada di sisi Allah, maka sungguh dia mendapatkan kerugian yang besar. Sering kali kita lihat dewasa sekarang ini tidak mampu memegang amanah harta dan keluarga. Semakin mereka miliki maka semakin mereka bertambah jauh dari Tuhannya.

Anak Adam akan berkata, “hartaku… hartaku…!!!” harta yang manakah mereka cari? Tidaklah harta yang mereka miliki kecuali apa yang habis dimakan dan kini telah musnah, apa yang mereka pakai dan kini menjadi usang, dan apa yang mereka telah sedekahkan dan itu telah berlalu.

Adapun mereka yang selalu dipermainkan oleh harta dunia adalah mereka yang selalu menggantungkan tangan di lehernya alias medit, pelit bin kikir. Pada dasarnya memang akan datang suatu kaum yang tidak akan pernah merasa kelaparan, selalu memakan makanan terbaik di dunia, memakai pakaian yang paling baik motif dan keindahannya tetapi jiwa mereka tidak akan pernah merasa puas dengan yang banyak. Mereka menikmati dunia dari pagi hingga senja dengan tenangnya. Mereka telah menjadikan harta mereka sebagai Tuhan selain Tuhan mereka. Adzan berkumandan ia masih tetap sibuk dengan urusan dunianya. Semakin mereka miliki harta dunia maka semakin mereka menjauh dari Tuhannya dan mereka semakin menghamba kepada dunianya.

Harta adalah cobaan yang selalu bersembunyi di balik kesenangan dan pemenuhan kebutuhan. Ia tidak akan pernah memperlihatkan jati dirinya yang sesungguhnya kecuali mata seorang muslim harus lihai dalam membedakan antara hak dan bathil. Ia adalah salah satu penghambat seorang hamba di padang mahsyar kelak nanti. Maka jika kebutuhan duniamu telah engkau peroleh maka perbanyaklah rasa syukur dengan lisan yang dibuktikan dengan perbuatan.

Kikir berkarat-karat akan semakin berkarat bagi mereka yang selalu menumpuk harta tanpa tujuan yang jelas. Jika tujuan hidup hanya untuk dunia semata, maka carilah duniamu sebanyak-banyaknya, tidaklah engkau mendapatakan duniamu itu kecuali apa yang telah ditetapkan sebagai rezki untukmu. Dan tidak akan sampai ajal seorang hamba kecuali rezkinya di dunia telah dicukupkan. Stok rezkinya sudah habis.

Di dalam hati manusia pasti akan ada rasa betah dan cinta kepada keluarga termasuk cinta kepada anak-anak. Seringkali keluarga juga adalah menjadi penyebab kita lalai mengingat Tuhan bahkan menjadi biangnya dalam melakukan dosa. Tidak jarang istri para pejabat selalu kompor-komporin suaminya untuk cepat kaya. Sudah kepalan tanggung sang suami mau tidak mau agar istrinya berhenti merengek jalan satu-satunya cepat kaya adalah dengan korupsi.

Kelemahan laki-laki memang ada pada diri wanita. Sang Romeo bergelar Kaisar dengan gagah perkasa, tidak ada rasa gentar melawan musuh, segala tantangan akan dilaluinya, ‘gunung kan kudaki, lautan kan kuseberangi’, katanya. Tetapi malah takluk dan tunduk di bawah kaki Juliet sang putri Romawi. Kelemah lembutan wanita mampu menghancurkan satu Negara oleh karena yang berada di bawah kekuasaannya adalah laki-laki prajurit gagah nan perkasa.

Sangking betahnya kita kepada anak-anak, kemauannya pun selalu kita ingin turuti. Seringkali rengekan anak-anak memilukan dan memekikkan telinga. Hanya karena tidak mampu mengurusi keinginannya banyak tuh orangtua-orangtua ditendang oleh anaknya. Jika orangtua tidak mengajarkan agama dan tata kesopanan kepada anak-anaknya, suatu saat ia akan menjadi penghambat akan kesalehan orangtuanya. Jika orangtua lemah kepada anak-anaknya, ia hanya menemukan dirinya berakhir pada kedua kemungkinan, yaitu menuruti keinginan anak-anaknya atau tunduk di bawah keinginan anak-anaknya.

“Cinta harta dan kehormatan adalah dua hal yang menumbuhkan kemunafikan di dalam hati, sebagaimana air yang menumbuhkan rerumputan”



Sumber : facebook.com

3/01/2018


“Sesungguhnya para pemboros adalah menjadi teman para setan” (QS. Al-Isra’ : 27)

Sekarang jamannya penyakit konsumeris (budaya konsumtif).

Layanan publik yang saling berlomba menayangkan iklan dengan model barang terkini dan trend sangat membelalakkan mata. Dengan adanya supermarket, hypermarket, mall, supermall berapa pun uang akan habis jika tidak mengenal nafsu belanjanya. Nafsu memang selalu mengantarkan pemiliknya kepada lembah kehancuran. Kenalilah nafsu dan jangan terlalu diperturutkan, karena ia memang tidak punya rasa puas, membeli barang apa saja hanya sekedar keinginan semata dan bukan berdasarkan kepada kebutuhan adalah hal yang perlu dihindari. Uang berapa pun akan hanyut dan hanya akan memperkaya para penjual, yang seandainya barang itu tidak dibeli pun tidak apa-apa karena tidak begitu dibutuhkan.

Di sinilah para muslim akan dilatih sifat kezuhudannya, jangan terlalu mendunia yang ketika anda semakin menggarapnya maka keinginan yang lain pun akan semakin menuntut untuk dipenuhi. Ambillah duniamu yang anda butuhkan dan jauhilah keinginanmu terhadap dunia yang membuatmu jadi lepas kontrol.

Tidak pelak lagi jika hanya sekedar komunikasi, Pesawat HP sebenarnya sudah cukup hanya dengan HP lama yang selama ini dimiliki. Namun begitulah selalu ada inovasi dan penambahan fasilitas serta tampilan baru, iklan-iklan layanan selalu menggiurkan untuk mendapatkan produk terbaru, sehingga rasa-rasanya uang di kantong celana yang modalnya cuman cepean butut sangat memaksa untuk ngutang, kiri kanan gali lobang. Bagi yang punya uang pun hati-hati dalam menggunakan uang. Dan memang rasa-rasanya tidak trand kalau tidak ikut perkembangan teknologi, hehe itu kata nafsu loe...!!! HP yang sebenarnya hanya untuk komunikasi kini berubah jadi perhiasan, padahal yang kita butuhkan hanyalah komunikasi.

Perubahan jaman semakin menuntut keinginan, sebenarnya di sinilah ujian jika betul-betul ingin menguji kezuhudan dan kesufian hati kita terhadap gemerlapnya dunia. Pegang uang banyak adalah amanah untuk tidak berbelanja sembarangan tapi harus dipergunakan kepada yang haknya. Supermarket walau seluruh isinya kita menghabiskan uang untuk membelinya tapi tidak dibutuhkan dan hanya memenuhi keinginan semata, itulah orang yang dimaksud dari ayat di atas, yakni temannya setan.


Sumber : facebook.com


3/01/2018


"Barangsiapa yang sudah ahli (dalam memanah), kemudian meninggalkan keahliannya karena benci berarti ia menghapus nikmat yang telah diberikan Allah." (HR. An-Nasa'i)

Percayakah anda bahwa bakat ada pada tiap diri seseorang sejak ia lahir di muka bumi ini???

Dari Hadis di atas menjelaskan, bahwa Nabi menganjurkan kepada kita untuk selalu berlatih walaupun sudah menjadi seorang yang ahli di bidangnya, dan barangsiapa yang meninggalkannya maka ia benar-benar telah menghapus nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Biasanya untuk kata "latihan" diperuntukkan hanya kepada orang-orang yang masih awam, tapi kali ini statement dari sebuah hadits memberikan penguatan bahwa kata "latihan" bukanlah milik orang-orang awam saja, tetapi milik semua kalangan.

Tidak perlulah berlatih jika sudah pandai memanah sejak lahir!!!

Tidak ada latihan tanpa kesulitan, tidak ada latihan tanpa mencucurkan keringat, bagaimana mungkin anda bisa menguasai sebuah keahlian tanpa sering berlatih untuk menggapainya. Setelah menggapai pun anda harus masih tetap berlatih agar bakat anda itu selalu terasah (terbiasakan) dan agar keahlian itu tidak meninggalkan anda. Dalam hal ini bisa ditarik sebuah kesimpulan, bahwa sebenarnya bakat itu tidak ada, yang ada adalah orang yang giat berlatih sehingga memunculkan sebuah bakat. Tidak dengan berlatih, maka bakat pun tidak akan bermunculan.

Sebuah pepatah mengatakan:

"melakukan sesuatu itu sangat mudah, tapi memelihara adalah sesuatu yang sangat sulit"

dalam hal yang lain ada juga pepatah yang mengatakan bahwa "mencapai sesuatu membutuhkan proses dengan waktu yang lama, tetapi menghancurkannya hanya membutuhkan waktu sesaat saja."

Banyak orang yang mampu menghafal Al-Qur'an, akan tetapi memelihara agar tetap hafal sampai meninggal dunia itulah yang sangat sulit. Menjadi orang saleh membutuhkan waktu yang begitu lama agar sikap kesalehan itu bisa mendarah daging di tubuh sesorang, akan tetapi menghancurkannya dengan menjadi orang yang salah itu hanya membutuhkan beberpa detik saja. "Panas setahun disapu hujan sehari" walaupun anda memiliki banyak amalan-amalan dimulai dari masih belia sampai di masa tua, namun meninggalnya dengan cara bunuh diri ujungnya hanya neraka juga.

Mudah-mudahan kita semua selalu menjaga nikmat Allah dengan selalu belajar dan melatih diri, sehingga kita semua benar-benar menjadi mampu dan ahli.

Amin!!!

"Lapangan es, meskipun licin akan menjadi surga bagi mereka yang pandai berdansa (Ice Skating)." (Fredrich Nietzche)


Sumber :  facebook.com

SMA YAPIP MAKASSAR SUNGGUMINASA

{facebook#https://www.facebook.com/100012173117216} {twitter#https://twitter.com/schoolyapip/} {google-plus#https://plus.google.com/u/0/110901565791389610503} {pinterest#https://id.pinterest.com/mkssungguminasa/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UC-S_QsY5fXShgK_uu5-ezzw} {instagram#https://id.instagram.com/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget