Latest Post

2/17/2018

No Hari/Tanggal Kegiatan
1 Senin - Jum'at, 26 - 2 Maret 2018 Pengaturan Server dan Sesi oleh Satuan Pendidikan
2 Senin - Kamis, 5 - 8 Maret 2018 Penyiapan Data di Pusat
3 Jum'at - Sabtu, 9 - 10 Maret 2018 Sinkronisasi
4 Senin, 12 Maret 2018 Matematika
5 Selasa, 13 Maret 2018 Bahasa Inggris
6 Rabu, 14 Maret 2018 Mata Ujian Pilihan

2/17/2018 ,
Program donasi buku Kemendikbud dan PT Pos Indonesia dinilai dapat memperkuat mempermudah pencapaian program literasi dan peningkatan minat baca buku bagi masyarakat. Foto/Ilustrasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menjalin kerja sama dengan PT Pos Indonesia dalam program donasi buku.

Melalui program tersebut, buku-buku disebarkan ke seluruh pelosok Nusantara. "Kerja sama ini memperkuat dan mempermudah pencapaian program literasi dan peningkatan minat baca buku bagi masyarakat, khususnya yang berada di pelosok tak terjangkau," ungkap Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Kemendikbud, Harris Iskandar di sela-sela Oameran Pendidikan dan Kebudayaan bertajuk Unjuk Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2/2018).

Seperti diketahui, Ditjen PAUD dan Dikmas setiap tanggal 17 bekerja sama dengan PT Pos Indonesia menggelar program donasi buku, mengumpulkan dan menyebarkan buku-buku ke pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), taman bacaan masyarakat, PAUD yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kami merasa terpanggil dan terhormat diajak untuk menyebarkan buku ke pihak yang membutuhkan. Ini juga sebagai bagian visi PT Pos Indonesia dalam meningkatkan layanan serta mencerdaskan anak bangsa," ujar Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi W Setijono. 

Pertemuan Ditjen PAUD dan Dikmas dengan Direktur PT Pos Indonesia ini saat mengunjungi stand pameran yang pendidikan dalam rangka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 di Pusdiklat Kemendikbud, yang berlangsung selama empat hari, 5-8 Februari.


Sumber : SindoNews.com

2/17/2018 ,
Ilustrasi Biaya Pendidikan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA Australia/ PPIA) menginisasi sebuah program bantuan sosial guna mendorong kemajuan pendidikan di kawasan Timur Indonesia. Program ini telah diluncurkan pada bulan Januari 2018.

Program yang bertajuk “Improving Papua and East Nusa Tenggara’ Education” atau disingkat IMPACT ini, digagas sebagai bentuk kepedulian, upaya, serta partipasi aktif kalangan pelajar Indonesia di seluruh Australia.

"Melalui program ini, PPIA menyasar untuk turut serta dalam pengembangan sepuluh taman baca di beberapa lokasi di Papua dan NTT," kata Charity Manager of Indonesian Student Association of Australia (PPI Australia) Herfi Qurrota Hanina dalam keterangannya, Rabu (7/2/2018).

Dia menambahkan, pemberian bantuan tersebut berupa perlengkapan, peralatan, serta buku-buku penunjang kegiatan belajar kepada 400 anak di NTT dan Papua. Bantuan tersebut direncanakan akan disampaikan kepada penerima manfaat pada April 2018.

"Kawasan Indonesia Timur dipilih sebagai sasaran program karena kedua wilayah ini masih berada dalam kategori daerah tertinggal di Indonesia, meski memiliki potensi alam yang melimpah," kata dia.

Menurut data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), sebanyak 103 dari 122 kabupaten yang masuk kategori daerah tertinggal berada di wilayah Indonesia Timur. Di antara provinsi-provinsi di wilayah tersebut, Papua dan NTT merupakan dua provinsi dengan daerah tertinggal paling banyak.

Di samping itu, data BPS pada tahun 2016 juga menunjukkan angka kemiskinan yang tinggi di kedua provinsi tersebut, yaitu 28,54 persen dari jumlah penduduk di Papua dan 22,19 persen di NTT.

"PPIA percaya bahwa pendidikan, sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan, merupakan jalan keluar utama dalam memutus rantai kemiskinan," tegas dia.


Bidang Pendidikan

Ilustrasi pendidikan. Foto: via everydayfeminism.com

Selain itu juga dapat menjadi sarana untuk melahirkan individu-individu berdaya saing tinggi yang kelak dapat menjadi pemimpin hebat Indonesia di masa mendatang.

"Melalui program bantuan sosial ini, PPIA menggarisbawahi bahwa penguatan upaya-upaya di bidang pendidikan di daerah-daerah terpencil khususnya di kawasan timur Indonesia, merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia," ucap wanita biasa disapa Nina itu.

Sehubungan dengan hal itu, PPIA telah meluncurkan laman penggalangan dana dari publik melalui laman web Kitabisa.com. PPIA mengundang kepada seluruh kalangan masyarakat yang sekitarnya memiliki kepedulian serta keyakinan terhadap kemajuan pembangunan di Indonesia Timur untuk turut berpartisipasi dengan menyebarkan informasi mengenai kegiatan ini maupun dengan cara berdonasi.

"Selain itu, PPIA juga menyambut baik dukungan kalangan dunia usaha yang ingin berpartisipasi aktif dalam mensukseskan kegiatan sosial ini," Nina menandaskan.


Sumber : Liputan6.com

2/16/2018 ,
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud M.D pada diskusi Pancasila di Zamanku yang diselenggarakan di Yogyakarta, Sabtu (3/2/2018). (Dok Djarum Foundation)

Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya.

Demikian diungkapkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud M.D dalam siaran pers diskusi "Pancasila di Zamanku" yang diselenggarakan oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerjasama dengan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Solidaritas Anak Bangsa (Sabang), di Yogyakarta, Sabtu (3/2/2018).




"Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," ujar Profesor Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Menurut dia, di tengah era keterbukaan informasi seperti saat ini bahaya radikalisme dan perpecahan terus mengintai generasi muda Indonesia. Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, lanjut Mahfud, membuat anak muda rentan dipecah belah.

"Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan Pancasila dipandang perlu dibumikan kembali di tengah-tengah kaum muda untuk menguatkan semangat persatuan," tambahnya.

Dialog yang dipandu wartawan senior Rosianna Silalahi tersebut diikuti tak kurang dari 1.500 mahasiswa dari delapan perguruan tinggi di Yogyakarta. Pembicara lain yang hadir adalah pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute Inayah Wulandari Wahid serta vokalis band Kotak Tantri Syalindri Ichlasari atau Tantri Kotak.

Mahfud lebih lanjut juga mengingatkan kembali tentang potensi perpecahan jika generasi muda saat ini tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari.

"Itu (radikalisme) harus ditangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," kata Mahfud.

Hal senada juga diucapkan Inayah Wahid. Putri bungsu Presiden Indonesia ke empat KH. Abdurrahman Wahid ini mengatakan Pancasila adalah intisari dari semua nilai-nilai kearifan yang bersifat universal sehingga sampai kapan tidak akan ketinggalan zaman, termasuk di tengah generasi milenial sekarang ini.

"Selama ada manusia dan ada kemanusiaan, Pancasila akan selalu relevan, karena Pancasila selalu bersumber dari nilai-nilai kebaikan universal sehingga akan selalu sejalan dengan agama apa pun," ujar Inayah.

Dari kalangan anak muda dan artis, Tantri Kotak mengaku melihat minimnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila saat ini bisa membuat generasi muda semakin individualistis dan dan tidak mempunyai pegangan di tengah arus informasi global.

Oleh karena itu Tantri mengajak anak-anak muda agar terus berkarya dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan mereka.

"Agar semangat nasionalisme kita jangan mudah goyah," kata Tantri.


Sumber : KOMPAS.com

2/16/2018 ,
Dalam kelas coding, peserta kursus bisa mengenal, mengaplikasikan, dan mengembangkan konsep dasar pemrograman untuk robot. (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)
Pengembangan perekonomian digital menjadi penting bagi masa depan Indonesia. Penggunaan teknologi digital akan mendominasi dunia usaha dalam beberapa waktu mendatang.

Berdasarkan kajian McKinsey pada 2016, sekira 52,6 juta jenis pekerjaan akan hilang dalam lima tahun ke depan. Hal itu terjadi sebagai dampak dari berkembangnya teknologi digital pada era revoluasi industri 4.0.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia berpotensi besar untuk berpengaruh lebih besar di dunia. Teknologi digital akan menciptakan 3,7 juta pekerjaan baru dalam 7 tahun ke depan. Mayoritas pekerjaan itu merupakan sektor jasa.

Pekerja yang dibutuhkan pada sektor jasa yang tumbuh sejalan dengan perkembangan teknologi digital yakni middle higher skilled. Sayangnya, sumber daya manusia Indonesia masih belum memiliki skill yang memadai untuk itu.

Saat ini, sejumlah perusahaan startup Indonesia melejit melampaui perusahaan-perusahaan yang telah berdiri puluhan tahun. Perusahaan startup yang berdiri baru beberapa tahun seperti Go-Jek memiliki valuasi yang sangat besar.

“Perusahaan startup skalanya besar sehingga bisa mendapatkan funding yang besar,” ujar Direktur Pemasaran Koding Next, Josep Kenny, di Hotel Pullman, Jumat (2/2/2018).

Berkembangnya perusahaan startup berbasis teknologi digital itu tentu membutuhkan tenaga kerja. Peluang yang begitu besar itu ternyata tak bisa diserap pasar kerja.

“Nyatanya ada gap. Tidak semua orang bisa bekerja di sana karena tidak memiliki skill,” katanya.

Kini, tak ada alasan lagi untuk menunda pengembangan diri seiring dengan berkembangnya teknologi digital, salah satunya dengan mempelajari coding. Bukan cuma pekerja, anak-anak pun bisa belajar pemrograman komputer alias coding.

Sejumlah lembaga kursus coding membuka kelas bagi peserta, mulai anak-anak hingga dewasa. Masyarakat yang berminat mempelajari coding berlatar belakang beragam, seperti pelajar, mahasiswa, pekerja, dan pengusaha. "Ada juga pendaftar kursus yang berusia 40 hingga 50 tahun," ujar Kenny.

Pada kelas tersebut, anak-anak diajarkan untuk berpikir logis dan algoritmik, kemampuan matematika dan analisa, kerja sama dan kreativitas, serta pemecahan masalah.

Materi utama yang dipelajari di antaranya apps, robot, website, 3D printing,  games dan matematika, drone, smart home, serta computer programming.

Sementara, para pekerja dan pengusaha bisa mempelajari cara untuk membangun dan mengembangkan website statis, dinamis, komersial (e-commerce), serta menganalisa website yang telah dikembangkan.

“Peluang teknologi digital untuk berkembang di Indonesia mesti dilihat. Dulu, kita hanya bisa punya satu toko yang mesti dijaga 24 jam dikali 7 hari dalam seminggu. Sekarang, kita bisa punya 10 toko yang enggak ada bentuk fisiknya dan bisa menghasilkan 10 kali lipat dibanding toko konvensional tadi,” katanya.

Biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti kursus juga tak murah. Paket kelas untuk siswa dewasa dibandrol Rp 20 juta yang bisa diikuti selama 8 pekan.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhammad Hanif Dhakiri, sadar biaya untuk memperkaya skill pada era revolusi industri 4.0 itu tak murah. Oleh karena itu, pemerintah saat ini tengah mengkaji mekanisme pembiayaan pelatihan keterampilan pekerja agar dapat menguasai teknologi. 

Dua mekanisme yang tengah digodok yakni Skill Development Fund (SDF) dan Unemployment Benefit (UB). Pembiayaan pelatihan keterampilan, ia melanjutkan, masuk dalam skenario SDF yang rencananya diambil dari anggaran negara.


Sumber : KOMPAS.com

2/16/2018 , ,
Ilustrasi (Shutterstock)

Anda sudah mulai mudah lupa? Atau kesulitan me re-call poin-poin penting dalam rapat? atau diminta istri beli diapers yang terbeli malah pembalut?

Sama, saya juga pernah mengalaminya. Tapi ternyata ada cara gampang untuk mengurangi kebiasaan lupa ini.

Dua puluhan tahun yang lalu, ketika saya masih belajar di TPA (taman pendidikan Al-Quran) di masjid kampung, saya diam-diam berkompetisi dengan teman saya. Namanya sebut saja si Rus. Rus ini hafalan suratnya selalu lebih banyak dari saya. Saya baru hafal satu surah, dia sudah dua. Saya lalu tidak pernah bisa mengejarnya meski saya pikir saya sudah berusaha keras. 

Saya termasuk orang yang lebih senang membaca daripada berhitung waktu sekolah. Namun meski demikian kalau soal menghafal, sudah pasti si Rus lebih hebat dari saya dalam hal ini.

Mungkin memang otaknya lebih encer, begitu pikir saya waktu itu.  Pernah suatu kali ada ujian mata pelajaran kimia. Saya belajar semalam suntuk menghafal tabel periodik unsur. Pas ujian, blank! yang saya ingat gambar kapal (karena tabelnya saya corat-coret jadi kapal). Jeblok nilai Kimia saya.

Hal yang sama bisa terjadi saat kita mempersiapkan diri untuk presentasi atau wawancara kerja. Sudah mempersiapkan diri berhari-hari tapi sepertinya apa yang masuk di kepala tiba-tiba lepas hilang entah kemana.

Memang ada banyak teknik untuk meningkatkan daya ingat, menghafal. Misalnya metode Loci, yaitu menempatkan hal-hal yang ingin kita ingat pada tempat-tempat yang familier, misalnya rumah kita sendiri.

Metode lainnya adalah chungking ketika kita mengingat deret angka, misalnya sampai 9 deret. Lebih mudah mengingatnya dengan memecahnya menjadi 3 deret masing-masing 3 angka seperti kita menuliskan nomor handphone. Masih banyak metode-metode lain yang canggih.

Tapi ada satu metode yang kelihatannya sepele, sangat mudah diaplikasikan, dan yang paling penting sudah terbukti meningkatkan daya ingat dan kemampuan belajar. Setidaknya menurut para peneliti memori di Departement of Psychology,  University of Waterloo, Kanada.

Hasil penelitian ini berjudul ”This time it’s personal: the memory benefit of hearing oneself" yang terbit Desember 2017 di jurnal "Memory" oleh Noah D. Forrin dan Colin M. Mcleod.

Metode ini sekali lagi saya kasih tahu sangat..sangat mudah, bagaimana caranya? Ketika ingin belajar sesuatu atau mengingat sesuatu. Tuliskan lalu bacalah keras-keras tapi jelas. Nggak perlu terlalu keras juga sih, yang penting kita dengar suara kita sendiri dan lakukan berulang-ulang sesuka kita. Lalu? Sudah. Sudah? Iya sudah gitu aja. Gampang kan?

Metode untuk meningkatkan kemampuan memori ini diteliti bermula dari istilah psikologi memori "production effect". Apa itu? Memori dalam otak kita ibaratnya seperti gudang data, ada memori jangka pendek, data yang disimpan dekat dengan pintu gudang, lebih mudah diambil, tapi dibuang dalam jangka pendek.

Ada memori jangka panjang, data yang disimpan agak ke dalam, lebih jauh dari pintu gudang tapi lebih tahan lama. Dalam hal ini ketika kita mendapatkan informasi baru dan ingin mengingatnya, kemampuan memori untuk menyimpannya dipengaruhi oleh informasi-informasi lain yang bertebaran memasuki indera kita.

Bisa jadi kita langsung lupa karena informasi yang lebih baru langsung menghapus informasi sebelumnya sebelum sempat masuk dalam memori jangka panjang. Begitu seterusnya.

Nah, untuk mencegah hilangnya informasi baru, perlu dilakukan suatu upaya "belajar". Peneliti psikologi memori menyebutnya "production effect". Yaitu ketika otak memproduksi upaya belajar baru dari informasi yang baru saja diterima, bukan saja hal ini mencegah informasi lain menghapusnya, tapi juga memperkuatnya untuk masuk dalam memori jangka panjang.

Ibaratnya, efek ini tali yang akan mencegah informasi  keluar dari gudang data. Apa contoh "production effect" ini? Misalnya mencatat, mendengarnya berulang-ulang, atau menyanyikannya. Atau menggabungkan diantaranya, dicatat lalu dibaca sendiri keras-keras berulang-ulang, semakin sering semakin bagus.

Forrin dan McLeod membandingkan efektivitas mengingat dari empat kelompok subyek penelitian yaitu :  (1) Membaca dalam hati, (2) mendengarkan orang lain membacakan, (3) mendengarkan rekaman bacaan sendiri, dan (4) membaca sendiri dengan suara keras.

Hasilnya, kelompok 4, subyek yang membaca sendiri dengan suara keras menunjukkan kemampuan mengingat dan kemampuan belajar paling tinggi ketika diteliti dua minggu setelah penelitian pertama.

Kenapa bisa demikian? Peneliti menyatakan bahwa kombinasi kerja mulut, pita suara, gendang telinga menghasilkan "tali" yang kuat untuk memasukkan infomasi ke dalam gudang memori. McLeod menyebutnya "words engagement".

Saya lalu ingat-ingat lagi teman saya di TPA, si Rus ini selalu menghafalkan surah dengan membacanya keras-keras saat belajar, juga saat perjalanan dari rumah ke masjid, saat jeda shalat, bahkan bergumam-gumam sendiri saat main kelereng.

Saya belum mengecek apakah otaknya benar encer, tapi yang jelas si Rus dengan piawai sudah menggunakan "production effect" untuk menghafalkan ayat Al-Quran, dan terbukti berhasil. Saya pun ingin mencobanya dong. Apa benar bisa berguna. Jadi saya coba beberapa hari yang lalu untuk menghafal ayat Quran, dan hei..it's work bro!

Jadi dari percobaan sederhana yang saya lakukan sendiri beberapa hari belakangan, Teknik mempertajam daya ingat ini bisa disederhanakan sebagai berikut :

Tentukan informasi apa yang ingin Anda simpan dalam ingatan
Tuliskan informasi tersebut
Baca sendiri informasi tersebut keras-keras (di depan kaca juga boleh)
Ulangi
Ulangi lagi, dari hasil percobaan saya minimal 15 kali atau lebih

Selamat mencoba…


Sumber : KOMPAS.com (Forrin, N. D., and MacLeod, C. M. (2017) This time it’s personal: the memory benefit of hearing oneself. Memory. DOI: 10.1080/09658211.1383434)

SMA YAPIP MAKASSAR SUNGGUMINASA

{facebook#https://www.facebook.com/100012173117216} {twitter#https://twitter.com/schoolyapip/} {google-plus#https://plus.google.com/u/0/110901565791389610503} {pinterest#https://id.pinterest.com/mkssungguminasa/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UC-S_QsY5fXShgK_uu5-ezzw} {instagram#https://id.instagram.com/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget